menjemput pedang bermata dua
menari-nari
kapan semua terungkap
sudah bisa ditebak
kaki terbawa arus
alirannya ke hulu
mengingat kembali tidaklah mudah
hidupku remang
kunang-kunang berputar mengelilingi batu
pemakaman untuk yang hidup
tujuan jalan untukku
mati sebelum mati
aku tahu arah angin
tubuh ini terjatuh
teriakan nyanyian lantang di atas
umur akhirnya menyerah
sinar mentari mengintip terdiam di balik kerindangan bunga sakura
semut itu membawa daun hijau
tebasan dinginnya baja
sensasi terakhir
kehormatan bagiku
mengabdi pada prinsip akhir
semua tergantung sejarah
nilailah yang akan menilai
This entry was posted
at 9/23/2010 01:33:00 PM
and is filed under
aksara rasa
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.