Masyarakat di negeri ini memang lucu saat berhadapan dengan demokrasi. Meskipun mendapat pujian intenasional sebagai negara demokrasi tapi kita lupa tanggung demokrasi itu sendiri. Defenisi dasar demokrasi memang sederhana yaitu kekuatan berasal dari rakyat tapi bukan berarti kita tidak mempunyai beban. Disinilah letak kelemahan demokrasi negeri kita. Pemilu dijadikan tanda sebagai kesuksesan demokrasi, padahal itu cuma awalan. Masyarakat kita seharusnya terlibat lebih jauh, yaitu ikut memberikan kekuatannya demi terwujudnya keinginan bersama. Pemimpin di Negara demokrasi hanya sebatas garis koordinasi agar tercipta kesamaan tujuan. Bukan malah dijadikan kambing hitam atas ketidakacuhan kita. setiap kesalahan pemimpin dijadikan modal sebagai ajang untuk menggerutu saja. Padahal dengan jelas bahwa pemimpin tersebut terpilih oleh suara rakyat, yaitu masyarakat itu sendiri. Dan ironisnya, hal ini terus berulang.
Bang foke – sapaan akrab Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo – tak ayal merasakan fenomena lucu ini. Kondisi beliau layaknya pepatah “karena nila setitik rusak susu sebelanga”. Menurut masyarakat Jakarta, beliau tidak becus mengurusi permasalahan utama Jakarta – banjir dan macet – padahal kita tahu kalau proses pnyelesaian dua hal tersebut sedang dalam pelaksanaan, yaitu proses jalur busway dan pembangunan banjir kanal. Belum lagi hal lain yang tidak kita lihat dan telah beliau lakukan misalnya berobat gratis untuk penderita demam berdarah. Bisa dikatakan prestasi beliau tidak gemilang tapi ada. Namun tetap saja bagi kita itu belum cukup. padadal beliau terpilih untuk memegang jabatannya yang sekarang yaitu melalui pilgub yang sah karena mempunyai suara pemilih terbanyak dan mengalahkan kandidat yang lain, dan suara itu dari kita, masyarakat Jakarta. Pleh karena itu kita seharusnya memberikan dukungan.
Tidak dipungkiri kalau pelaksanaan permasalahan utama Jakarta memang tersendat karena masalah waktu dan biaya. Namun jika diberi waktu dan kesempatan bisa saja permasalahan tersebut terselesaikan. Masyarakat bisa mengeluh dan mengkritik, itu memang hak rakyat untuk bersuara tapi kritik harus diimbangi dengan solusi yang cerdas dan tepat serta tidak asal. Kita sebagai masyarakat Jakarta punya kewajiban untuk menjaga kota ini. Maka dari itu dukung siapa pun pemimpin kita karena memilih pemimpin adalah hak dan tanggung jawab masyarakat demokrasi.
Dibuat sebagai tugas MK Tekhnik penulisan dan presentasi
Ayub Wahyudi
209000012
Ilmu Komunukasi, univ. paramadina
This entry was posted
at 12/10/2010 06:19:00 AM
and is filed under
Tugas Kuliah
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.