The Network Society, Jan van Dijk, 2nd edition : Culture (resume)  

Posted by Ayub Wahyudi in

Kebudayaan adalah sebagian jalan hidup orang dalam sejarah pada waktu tertentu yang menghasilkan semua jenis tanda dan artefak yang di transmisikan ke generasi selanjutnya via produk informasoi dan jalur komunikasi. Kebudayaan digital bukanlah sesuatu yang mucul setelah tekhnologi timbul tapi teknologi telah membawa kebudayaannya sendiri.
Hidup dalam budaya digital harus mampu memahami pengertian digitalisasi dan bahwa digitalisasi hanya salah satu dari karakter media baru. Namun dampak digitalisasi terhadap kebudayaan adalah meningkatnya kesempatan dari:

• Standarisasi dan diferensiasi kebudayaan
Digitalisasi akan memberikan ruang kreatif dengan pilihan yang tidak terbatas tapi untuk mampu menyediakan hal tersebut maka harus ada kreatifitas pra-program. Menggiring kita kepada standarisasi dan diferensiasi kebudayaan. Jumlah konten yang bisa dipilih meningkat, diwaktu yang sama, elemen konten tersebut semakin mirip satu sama lain. Semuanya diatur struktur yang sama. Sumber informasi yang dulu terpisah sekarang disatukan dalam multimedia. Dalam keadaan tertentu, ini mungkin mengarah sumber informasi yang menipis dan konten yang longsor.
• Pemecahan kebudayaan

Muculnya digitalisai yang tetap sejalan dengan proses analog menciptakan kepingan kebudayaan. Hasilnya adalah proses struktur garis tradisional digantikan dengan terbuatnya hubungan pintas tanpa harus melalui garis secara keseluruhan.

• Penyusunan kebudayaan
Munculnya kepingan konten dari pemecahan kebudayaan yang bisa dimanipulasi
menciptakan modularisasi yang menyebabkan kesatuan kreativitas bisa hilang.

• Perpecepatan kebudayaan
“kecepatan” menjadi kata kunci dari peningkatan yang terjadi – pada produksi, penyebaran dan konsumsi informasi serta sinyal komunikasi – akibat digitalisasi. Kebutuhan akan kecepatan ditentukan dalam motif ekonomi, organisasi dan konsumsi. Ketiganya masuk dalam kebudayaan kecepatan dan membawa perubahan secara substansi. Contohnya :
o Ekspresi-ekspresi kebudayaan yang cepat
o informasi dan komunikasi yang kelebihan muatan
o gambar menjadi lebih penting.

• Visualisasi kebudayaan
Fakta bahwa penggunaan monitor – ada dimana-mana dalam masyarakat jaringan – meningkat sebagai presentasi konten budaya menjadi lebih terlihat dan berefek langsung pada persepsi dan pemahaman manusia. hal ini disebabkan karena perubahan karakteristik data komunikasi yang kini didominasi oleh gambar. Interpretasi gambar membutuhkan untuk mengartikannya membuat khalayak lebih aktif untuk sehingga tampak lebih pasif. Penggunaan monitor yang mencapai 8 jam per hari bisa meningkat di masa depan disebabkan karena waktu untuk rileks di tempat lain berkurang.
Aspek kebudayaan gambar mungkin saja akan dianggap negative maka dari itu ada beberapa anggapan yang harus di luruskan dengan beberapa alasan. Persepsi visual dan visualisasi adalah persepsi dan kapasitas mental kognitif yang paling penting. Mungkin dalam sejarah media linguistic kapasitas ini telah diabaikan. Dengan begitu, visualisasi selanjutnya mungkin dalam titik perkembangan. Gambaran ini harus disaring dengan dua cara yang berbeda. Pertama, hasil diskusi hanya di pergunakan di tingkatan dimana layar akan mendominasi semua media prsentasi dan tingkatan dimana mereka akan mengenyampingkan tipe komunikasi bermedia sebagai tipe yang paling terlihat. Kedua, kita tidak mengambil catatan pendidikan dan kebijakan politik sedang mencoba berhadapan efek negative. Prioritas pertama mereka mungkin sebuah penyesuaian mengajar bahasa,ilmu informasi dan komputer, kajian sosial dan kemanusiaan. Subjek ini seharusnya digunakan untuk mengajarkan siswa sebuah ikatan dengan budaya visual dan memberikan mereka pandangan terhadapa bentuk, konten, dan proses seleksi dari komunikasi visual.

• Kebudayaan dalam jumlah yang besar
Kebudayaan digital cenderung untuk menghasilkan kelebihan informasi dan komunikasi yang menghancurkan kesempatan untuk kualitas yang lebih baik. Jumlah besar bit dan bita, data dan – dalam arti sempit, informasi yang tidak relevan diciptakan sementara informasi, pengetahuan dan kebijaksanaa yang berharga tersisihkan cukup mengikuti perkembangan kompleksitas masyarakat.
Penggunaan media dalam kebudayaan digital berubah. Media lama akan secara bertahap dan acara bagian tergantikan oleh media baru. Contohnya, media cetak memberikan jalan kepada media elektronik. Kebangkitan multi media membutuhkan sebuah pertumbuhan multifungsionalitas media dihubungkan dalam jaringan. Keberagaman penggunaan media diantara perbedaan kelas sosial dan konteks budaya sedang meningkat. perubahan hipermediasi garis tradisional penggunaan media dalam penggunaan asosiasi dikendalikan oleh selektivitas yang tinggi. Inteaktivitas penggunaan media semakin tinggi. Penyiaran menjadi lebih personal. Tapi, perubahan ini tidak bersifat revolusioner seperti yang terlihat. Kebutuhan dan fungsi media harian dari pengguna tidak berubah secepat itu. Sering hanya bentuk dan mode pelayanan dari perubahan media, sementara konten yang ditawarkan masih dialamatkan pada kebutuhan dasar manusia yang sama. Perlu ditekankan bahwa bentuk dan mode dari pelayanan ini membutuhkan keahlian digital.

This entry was posted at 1/04/2011 07:09:00 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

1 komentar

terimakasih atas informasinya .

Selasa, Januari 04, 2011 10:45:00 AM

Posting Komentar