menatap adalah pilihan tanpa pilihan lain
apa kita membaca atau berpikir beda sehelai rambut
banyak pola duduk dan jejak bekas terurai dengan rapi
diatas angin dengan segala kepenatan
hanya jadi cawan raga yang tak lelah sama sekali
melayang kata orang dengan candu
namun ini candu itu
itu adalah hal yang mengantar batas mentari ke cakrawala
nikmat sangat dengan semua kesalahan
berpikir itu bukan membaca
namun semua selesai
begitulah suara fana
bukan bulan tidak pula mentari
hanya tertawa seolah hanya menjerakan diriku
dengan cara menitikkan hujan sehari penuh
berpikir itu beda dengan membaca
candu itu berpikir
membaca hanya mulai lagi
membaca hanya cara
nikmatnya berpikir
apa kita membaca atau berpikir beda sehelai rambut
banyak pola duduk dan jejak bekas terurai dengan rapi
diatas angin dengan segala kepenatan
hanya jadi cawan raga yang tak lelah sama sekali
melayang kata orang dengan candu
namun ini candu itu
itu adalah hal yang mengantar batas mentari ke cakrawala
nikmat sangat dengan semua kesalahan
berpikir itu bukan membaca
namun semua selesai
begitulah suara fana
bukan bulan tidak pula mentari
hanya tertawa seolah hanya menjerakan diriku
dengan cara menitikkan hujan sehari penuh
berpikir itu beda dengan membaca
candu itu berpikir
membaca hanya mulai lagi
membaca hanya cara
nikmatnya berpikir
This entry was posted
at 5/09/2011 09:39:00 AM
and is filed under
aksara rasa
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.