punggung matahari selalu ada
tak pernah menyapa
aku pun tak pernah berharap palingan
kesadaran aku sendiri menyusuk hati
aku tak berhak sembari tak wajib
masih dengan punggung matahari
dia tetap bersinar ke semua
aku tidak
kegelapan apa yang cerah ceria
ilusi yang sakit dan nyata sakit
atau
deru keheningan
semua tak pada tempatnya
lega namun sesak
tertekan kesadaran aku sendiri
berlari tapi tak bergerak
kaki lelah dengan segala tenaga
tertarik kesadaran aku sendiri
kesadaran aku tak akan sendiri
kenyataan aku tak bersama
keletihan akan koloni asa rasa
tanpa diri(nya)
semua tertawa setelah aku sendiri
kecuali matahari dengan punggungnya
sekarang aku dengan diri(nya)
matahari berpaling
semua kembali pada tempatnya
kecuali mereka
siap tertawa saat dibutuhkan.
tak pernah menyapa
aku pun tak pernah berharap palingan
kesadaran aku sendiri menyusuk hati
aku tak berhak sembari tak wajib
masih dengan punggung matahari
dia tetap bersinar ke semua
aku tidak
kegelapan apa yang cerah ceria
ilusi yang sakit dan nyata sakit
atau
deru keheningan
semua tak pada tempatnya
lega namun sesak
tertekan kesadaran aku sendiri
berlari tapi tak bergerak
kaki lelah dengan segala tenaga
tertarik kesadaran aku sendiri
kesadaran aku tak akan sendiri
kenyataan aku tak bersama
keletihan akan koloni asa rasa
tanpa diri(nya)
semua tertawa setelah aku sendiri
kecuali matahari dengan punggungnya
sekarang aku dengan diri(nya)
matahari berpaling
semua kembali pada tempatnya
kecuali mereka
siap tertawa saat dibutuhkan.
This entry was posted
at 5/09/2011 09:40:00 AM
and is filed under
aksara rasa
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.