Sebuah organisasi yang baik adalah organisasi yang memilki integritas pada diri anggotannya masing-masing. Meskipun harga sebuah integritas tidaklah mutlak tapi merupakan salah satu keharusan kepada semua anggotanya untuk memiliki integritas yang tinggi dan mantap dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan koridor dan tujuan organisasi. Gerakan pramuka adalah organisasi pemuda yang bertujuan untuk melaksanakan pendidikan kepanduan di Indonesia. Melaksanakan berarti ada tindakan. Sebagai wadah, gerakan pramuka harusnya lebih bisa mengerti hal tersebut tetapi realitas sederhana itu tidak tercermin pada gerakan pramuka saat ini. Gerakan pramuka telah terjebak didalam dunia ilusi tentang fungsi dan tujuan yang menyebabkan terjadinya disintegrasi.
Selama ini wajah pasukan coklat tua coklat muda semakin terperosot menuju kehampaaan. Arah pergerakannya sudah jauh dari konsep pendidikan kepanduan. Eksistensi gerakan pramuka saat ini hanya berdasarkan pada pergerakan statis yang bias terhadap fungsi dan tujuannya sehingga berdampak pada kurangnya produksi kader-kader baru yang berkualifikasi untuk melaksanakan pendidikan kepanduan. Hal ini terbukti dengan ketiadaan pemuda dalam struktur strategis organisasi gerakan pramuka. Keberadaan pemuda seakan tidak dibutuhkan, kalaupun ada itu hanya sebuah kedok yang memanfaatkan pemuda sebagai “objek” bukan sebagai peserta didik. Pemuda tidak diberikan kepercayaan yang sesuai dengan kemampuan dan wewenang mereka. Mereka tidak mendapatkan pendidikan kepanduan yang seharusnya melainkan terdoktrin untuk menjadi bukan siapa-siapa. Gerakan pramuka hanya tempat untuk hal-hal diluar fungsi dan tujuan kepanduan itu sendiri.
Individu yang tergabung dalam gerakan pramuka bukan lagi terdiri dari pemuda-pemudi yang bersemangat pancasila untuk berjuang membela bangsa dan Negara tapi merupakan kumpulan individualis dengan ego yang tidak terbendung. Mereka menjadikan gerakan pramuka sebagai tempat komersialisasi karir dan politik praktis. Gerakan pramuka sebagai wadah pemuda bergeser menjadi wadah pe”tua” yang tidak pernah berpikir cerdas sesuai dengan kemampuannya. Mereka manjadi lupa diri kepada pundak yang telah menerima amanat ketika mereka bersumpah dan duduk di kursi mereka masing-masing. Bahwa masa depan generasi pemuda yang akan meneruskan perjuangan mereka dibiarkan terlantar tanpa ada rasa iba. Fenomena tersebut terjadi karena Sikap ketidakpedulian mereka yang berkesinambungan, sikap tersebut yang nantinya akan menjadi bumerang terhadap diri mereka sendiri, bangsa dan masa depan negara.
Maka dari itu, gerakan pramuka harusnya menanamkan integritas kepada setiap anggotanya karena tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan pramuka masih diperlukan untuk menciptakan kader-kader pemimpin bangsa yang berjiwa pancasila dan memiliki semangat nasionalisme. Sebagai organisasi, gerakan pramuka harus berbenah diri dimulai dari pembentukan kesadaran kolektif untuk kembali ke fungsi dan tujuan yang seharusnya. Melakukan proses kaderisasi yang bersifat pendidikan kepanduan dengan cara mulai memberikan kepercayaan terkontrol kepada pemuda sesuai dengan kemampuan fisik dan mentalnya. Pemuda tidak lagi dianggap sebagai objek tetapi dianggap sebagai peserta didik, agar nantinya mereka akan menjadi kader yang berkualifikasi untuk meneruskan pelaksanaan pendidikan kepanduan di Indonesia. Pelaksanaan pembenahan juga harus memiliki tujuan akhir yaitu memantapkan posisi organisasi dengan cara yang lebih komunikatif dan sesuai dengan perkembangan jaman, mengikuti kebutuhan masyarakat akan pendidikan non-formal dan reformasi pola pikir terhadap gerakan pramuka itu sendiri hingga pada akhirnya eksistensi gerakan pramuka akan berdasar pada kepercayaan masyarakat Indonesia. Selamat hari ulang tahun yang ke-49 tahun, semoga gerakan pramuka tetap manjadi pandu untuk ibu pertiwi. Dan Dirgahayu ke ke-65 Republik Indonesia, sekali merdeka tetap merdeka.