Mass Comunication and Parasosial Interaction: Observation on Intimacy at a Distance (resume) Donald Horton dan R. Richard Wohl
Salah satu karakteristik penyerang dari media massa – radio, TV dan bioskop – adalah mereka memberikan ilusi hubungan empat mata lewat pemeran. Hubungan empat mata antara pemeran dan penonton ini disebut hubungan parasosial. Dalam TV, gambar yang membuat suatu nuansa penampilan dan gerak tubuh kepada persepsi sosial secara umum sangatlah menarik perhatian dan, kepada interaksi itu dilaksanakan. Sedangkan penonton merespon dengan melakukan pengamatan lalu berubah menjadi grup yang pada gilirannya akan aktif. Kondisi serah terima ini disebut interaksi parasosial. Pemain yang ada didalam media TV dan radio adisebut persona.
Peran Persona
Persona adalah sosok yang tipikal dan pribumi dari alam sosial yang dihadirkan oleh radio dan TV. Persona selalu menawarkan hubungan yang berkelanjutan. Kehadirannya adalah kejadian yang biasa dan dapat dipercaya, diperhitungkan, direncanakan untuk dan terhubung dengan rutinitas sehari-hari.
Persona mungkin saja dianggap, oleh penonontonya, sebagai teman, penasehat, pembuat kenyamanan dan model; tapi tidak seperti asosiasi kenyataan, dia mempunyai kebajikan yang ganjil yang terstandarisasi sesuai rumus dari karakter dan penampilan dimana dia dan menejernya telah kerjakan dan terwujudkan dalam sebuah format produksi yang tepat.
Ikatan dari Keintiman
Ini adalah karakteristik yang tidak berubah dari program personalitas yang kepedihan terbesar yang diambil oleh persona untuk membuat ilusi keintiman. Kita menyebutnya ilusi karena hubungannya bersifat satu sisi yang tidak bisa diacuhkan dantimbal balik antara keduanya bisa hanya diusulkan.
Peran penonton
Garis-garis umum dari peran penonton yang semestinyan dirasakan dengan secara tidak sengaja dari kesamaan pola budaya umum dimana peran persona dibentuk. Peran-peran ini diperoleh dari hubungan utama pertemanan dan kekeluargaan, terkarakterisasi oleh kedekatan, simpati dan kemampuan sosial. penonton diharapkan untuk menerima situasi yang tetapkan oleh format program yang dipercaya dan untuk sebagai aturan dan adat yang memerintah secara alami tindakan yang ditampilkan dan nilai yang disadari.
Melatih sikap penonton
Sejumlah alat digunakan dalam sebuah pelatihan sikap yang dengan sengaja menggunakan frase Kenneth Burke. Format program yang khas memanggil penonton di studio untuk menyediakan sebuah situasi interaksi tatap muka kepada persona dan memberikan contoh kepada penonton dirumah tentang sebuah semangat dan respon “yang seharusnya”. Semakin banyak interksi yang timbul, semakin jelas apa yang ditunjukkan oleh persona, nilai yang dibagi dalam asosiasi dengannya, dan dukungan apa yang diberikan.
Selain pelatihan sikap khusus melalui persona, sebuah propaganda umum diatas nama meraka menagalir dari si penampil sendiri, agen press mereka dan industry komunikasi massa.
Nilai peran parasosial bagi penonton
Media menghadirkan kesempatan untuk memainkan peran dimana penonton mempunyai, atau perasaan dimana penonton mempunyai, sebuah tuntutan yang sah. Dimana dia tidak menemukan kesempatan dalam lingkungan sosialnya. Fungsi parasosial ini kemudia bisa disebut sebagai kompensasi, karena dia menyediakan kurungan secara psikologi dan sosial dengan kesempatan untuk menikmati obat yang mujarab untui kemampuan social penonotn.
Parasosial yang ekstrem
Sebagian besar dari penonton, parasosial adalah pelengkap dari kehidupan sosial yang normal. Parasosial menyediakan lingkungan sosial dimana asumsi harian dan pemahaman dari interaksi kemapuan sosial grup primer ditunjukkan dan ditegaskan. Program kepribadian, bagaimanapun, baik secara khusus kepada formasi pelengkap kasih saying oleh yang terkurung secara sosial. persona sendiri sudah siap dibaca sebagai objek cinta – khususnya saat dia sukses dalam kultivasi kualitas hati. Tidak ada yang lebih beralasan atau lebih alami dari orang yang terasing dan kesepian bahwa mereka seharusnya mencari keramahan dan cinta dimanapun mereka pikir mereka bisa menemukanya. Itu hanya ketika hubungan parasosial menjadi pengganti untuk partisipasi sosial yang otonomi, ketika itu diteruskan dalam sebuah deviansi yang absolute dari realitas objek, maka itu dapat disebut sebagai penyakit.
This entry was posted
at 12/10/2010 06:04:00 AM
and is filed under
Tugas Kuliah
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.