Bahan:
1. Kevin T Leicht, Handbook of Politics, Chapter 17: Globalization and Collective Action, hlm. 305-326;
2. Colin Spark, Development, Globalization and the Mass Media, Chapter 7: Globalization and the Media, hlm 126-148
Pemahaman globalisasi sebagai jalan berpikir terhadap media intenasional tidak perlu lagi kita pertanyakan meskipun teori-teori globalisasi mempunyai posisi yang sangat lemah. Akan tetapi hal itu bisa tangguhkan jika kita memahami globalisasi sebagai sesuatu yang baru. Yang perlu dilakukan hanyalah melakukan identifikasi terhadap sepuluh karakter yang berbeda dari teori-teori globalisasi yang sebelumnya agar kita bisa memahami bagaimana globalisasi sebagai cara berpikir bekerja . Pertama, kita membuat perbedaan, ada teori globalisasi yang lemah – teori yang masih dengan konteks yang sama dengan jalan berpikir terdahulu, sebelum cara berpikir globalisasi – dan ada teori globalisasi yang kuat – teori yang benar-benar baru dan berbeda, baik secara konteks maupun teks, dari jalan berpikir terdahulu. Kedua, dari sifat teori globalisasi yang kuat – kebaruan – dapat kita simpulkan bahwa globalisasi menghasilkan sesuatu yang baru atau sesuatu yang betul-betul berbeda, misalnya berupa tatanan sosial yang baru. Ketiga, teori globalisasi yang kuat dengan sesuatu yang baru membutuhkan metodologi yang baru juga. Globalisasi dapat menyediakan satu penjelasan tentang tentang dinamika dari media. keempat, harus ada dampak secara praktis dari teori globalisasi sehingga tercipta hubungan yang tidak ada pada jalan berpikir sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengujian dari teori globalisasi yang bersifat kuat. Kelima, media komunikasi dijadikan fitur pusat dari cara berpikir globalisasi. Segala fenomena dari media komunikasi dijadikan pusat dari teori globalisasi yang kuat. Keenam, analisa sosial teori globalisasi yang kuat berasal dari media massa bukan dari negara, melihat pengaruh media massa dalam kehidupan sosial yang lebih daripada pengaruh negara. Ketujuh, teori globalisasi yang kuat memandang kehidupan sosial yang bersifat lokal lebih unik dari pada kehidupan sosial yang dihasilkan oleh kendali negara . Media massa dengan pengaruhnya bisa membuat nilai local ini menjadi sesuatu yang global. Kedelapan, teori globalisasi yang kuat mampu menolak segala jenis kendali kekuatan dari negara sehingga teori ini lebih mempunyai kekuatan untuk melakukan pengkajian. Kesembilan, teori globalisasi yang kuat mengakui bahwa pusat produksi informasi tidak hanya satu tapi ada banyak. Yang terakhir, kesepuluh, teori globalisasi yang kuat percaya bahwa media mempunyai pasar besifat regional – bahkan local, tapi menghasilkan berita dalam bentuk global. Kesepuluh karakter ini akan membantu kita menciptakan teori globalisasi yang kuat untuk digunakan sebagai cara berpikir media international.
Penjelasan diatas memberikan kita sebuah kemampuan untuk melihat pengaruh media intenational – bahkan regional atau lokal – dalam tindakan kolektif. Tindakan kolektif, pada dasarnya, adalah respon masyarakat terhadap suatu dorongan, baik berupa kesempatan untuk mendapatkan hak atau ancaman akan kehilangan hak – namun sebagaian besar tindakan kolektif bermotifkan ancaman akan kehilangan hak .
Ada tiga jenis ancaman serta dampaknya masing-masing, semua ancaman ini bertujuan untuk menghilangkan atau mengambil hak yang telah ada : 1) ancaman berbentuk represif, biasanya dilakukan secara radikal dan mengambil hak dasar – partisipasi politik dan pembuatan kebijakan. 2) ancaman bersifat ekonomi, biasanya dihasilkan oleh kebijakan politik yang tidak sesuai dengan kondisi – naiknya TDL dan Privatisasi sector public, dan yang terakhir, 3) ancaman secara global, biasanya datang dari institusi yang bersifat global – pinjaman dari IMF yang nantinya harus ditukar dengan beberapa penyesuaian kebijakan sebuah negara sesuai permintaan IMF.
Dampak globalisasi memang sangat besar dan harus diakui penuh dengan ancaman. Pada tindakan kolektif adalah tindakan yang dilakukan secara bersama terhadap wacana tertentu – dalam lingkup kecil dikenal istilah demonstrasi tapi dengan sasaran yang harus tercapai. Dalam lingkup daerah yang sempit hal ini wajar dilakukan akan tetapi jika berbicara lingkup global, mobilisasi massa adalah salah satu hal yang sulit dilakukan karena membutuhkan koordinasi yang cepat dan tepat. Maka dari itu kita membutuhkan media massa, harus diakui media massa adalah penggerak massa yang efektif namun karena wacana yang harus disesuaikan adalah wacana global maka media massa juga harus bersifat global. Intinya isu atau ancaman dari dampak globalisasi harus diseleaikan dengan media massa intenational – bahkan regional atau lokal tapi dengan sifat global.
This entry was posted
at 3/24/2011 06:23:00 PM
and is filed under
Tugas Kuliah
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.
Pengikut
penulis
- Ayub Wahyudi
- DKI Jakarta, Jakarta Timur, Indonesia
- saya memiliki prinsip hidup "MASA BODOH". apapun yang saya lakukan, proses yang penuh dedikasi lebih penting daripada hasil tanpa arti. ............................................................ lahir dibawah konstelasi virgo [bintang utama dengan elemen udara dan dibawah pengaruh venus] dan tersisip sifat ular kayu. ................................. aku percaya, aku punya semesta sendiri.
Label
- aksara rasa (27)
- Curhat (1)
- Pramuka (1)
- Tugas Kuliah (48)