jika merasa mampu memiliki...
aku memiliki matahari bersama kehangatannya
dimula hari nafas ini ditarik
tiba kulit menyerah pada rasa
tidak ke diri(nya)...
tidak cukup rasa...
jika berbinar maka mengakui...
aku mengakui bulan dengan cahaya peraknya
setelah matahari tetap meminjamkan cahaya
hingga mata ini lelah akan binar
tidak ke diri(nya)...
tidak dengan binar...
jika menadah untuk menjadi...
aku menjadi insan untuk semua mimpinya
dari gerak, pikir dan hati
menuju arah harap tak lelah tadah
tidak ke diri(nya)...
tidak demi tadah...
bisa... milik aku jadi
bukan... rasa binar tadah
tidak ke diri(nya)...
insah terus berada demi bulan dan matahari
tak ada satu
tak ada hangat
tak ada indah
garis lurus aku dan ke diri(nya)
nyata, tumbuh dan mampu mati
berubah regang putus atau simpul mati di urat leher.
ini janji kelingking dari bocah yang tumbuh dengan semua diri dan aku
tidak ke (diri)nya
tidak sampai ke diri(nya)
aku dan ke (diri)nya
This entry was posted
at 5/09/2011 09:42:00 AM
and is filed under
aksara rasa
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.
Pengikut
penulis
- Ayub Wahyudi
- DKI Jakarta, Jakarta Timur, Indonesia
- saya memiliki prinsip hidup "MASA BODOH". apapun yang saya lakukan, proses yang penuh dedikasi lebih penting daripada hasil tanpa arti. ............................................................ lahir dibawah konstelasi virgo [bintang utama dengan elemen udara dan dibawah pengaruh venus] dan tersisip sifat ular kayu. ................................. aku percaya, aku punya semesta sendiri.
Label
- aksara rasa (27)
- Curhat (1)
- Pramuka (1)
- Tugas Kuliah (48)